Guncangan di Pasar: Saham AS Anjlok $4 Triliun, Bitcoin dan Ethereum Ikut Tertekan

(Foto: Freepik)

JAKARTA, Pasar keuangan global mengalami tekanan berat pada perdagangan Senin (10/03). Pasar saham Amerika Serikat (AS) kehilangan nilai hingga $4 triliun dalam satu hari, sementara pasar kripto juga mengalami penurunan signifikan.

Melansir Reuters, tiga indeks utama Wall Street—S&P 500, Nasdaq, dan Dow Jones Industrial Average—terjun lebih dari 2% dalam sehari. Sektor teknologi menjadi yang paling terpukul dengan S&P 500 sektor teknologi turun 4,3%. Saham raksasa seperti Apple dan Nvidia masing-masing melemah sekitar 5%, sementara Tesla mengalami koreksi lebih dari 15%.

Selain itu, Delta Air Lines memangkas proyeksi laba akibat ketidakpastian ekonomi, mendorong investor beralih ke aset safe-haven seperti obligasi pemerintah AS. Ketidakpastian semakin tinggi dengan laporan inflasi Consumer Price Index (CPI) AS yang akan dirilis pada 12 Maret serta ancaman shutdown pemerintah yang membayangi.

Di pasar kripto, Bitcoin turun sekitar 5%, sementara Ethereum anjlok lebih dari 10%, memicu tekanan likuidasi di tengah volatilitas tinggi.

Penyesuaian Portofolio Besar-Besaran

Analis Reku, Fahmi Almuttaqin, menilai bahwa gejolak ini mengindikasikan adanya penyesuaian portofolio besar-besaran di kalangan investor dan manajer aset.

"Potensi stagflasi yang ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang melambat dan inflasi tinggi, ditambah dengan ancaman resesi AS akibat kebijakan fiskal yang ketat serta kebijakan impor Trump, membuat investor cenderung mengalokasikan aset mereka ke instrumen risk-off," jelas Fahmi.

Ia juga menambahkan bahwa minimnya kejelasan terkait resolusi risiko-risiko tersebut membuat tekanan di pasar saham AS kemungkinan akan bertahan untuk beberapa waktu ke depan.

Bitcoin: Peluang atau Ancaman?

Menurut Fahmi, koreksi harga Bitcoin di bawah $80.000 bisa menjadi peluang akumulasi bagi investor institusi, terutama jika Bitcoin dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi.

"Namun, altcoin yang terkait dengan proyek AI atau teknologi mungkin akan lebih rentan mengalami koreksi lebih dalam, mengingat valuasi yang terlalu optimis dan korelasinya dengan saham-saham teknologi AS seperti Nvidia," lanjutnya.

Pasar memperkirakan inflasi CPI AS akan naik sekitar 0,23%, lebih rendah dibandingkan kenaikan Januari yang sebesar 0,5%. Namun, angka tersebut masih menjaga inflasi tahunan AS di 3%, cukup jauh dari target The Fed di 2%.

Minim Katalis Positif untuk Kripto

Fahmi menambahkan bahwa pertemuan KTT Kripto Gedung Putih belum memberikan dorongan positif yang berarti bagi pasar kripto. Jika The Fed kembali menahan suku bunga dalam pertemuan pada 19 Maret mendatang, maka kondisi pasar kripto berpotensi tetap minim katalis positif.

Meski demikian, investor tetap membuka peluang pergeseran sentimen, di mana Bitcoin dapat semakin dipandang sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi. Selain itu, langkah administrasi Trump untuk mensahkan Strategic Bitcoin Reserve AS bisa meningkatkan legitimasi Bitcoin di mata investor tradisional dan negara-negara lain yang tengah mempertimbangkan langkah serupa.

"Bagi investor yang mengutamakan fundamental, berinvestasi pada aset kripto dengan kapitalisasi pasar besar bisa menjadi pilihan. Melalui fitur Packs di Reku, investor dapat berinvestasi pada berbagai crypto blue chip dan saham AS berkinerja terbaik dalam satu langkah mudah. Sementara itu, bagi investor yang ingin mengoptimalkan kondisi pasar baik saat naik maupun turun, fitur Futures dapat menjadi pilihan dengan leverage hingga 25 kali," pungkas Fahmi.