Aktivisme Iklim Penggemar K-pop Mengemuka di COP30 Brasil

Aktivisme Iklim Penggemar K-pop Mengemuka di COP30 Brasil
Aktivisme Iklim Penggemar K-pop Mengemuka di COP30 Brasil

BELÉM, BRASIL, Kiprah penggemar K-pop dalam isu lingkungan mendapat sorotan pada pekan kedua Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Iklim COP30 yang berlangsung di Belém, Brasil. Perwakilan dari komunitas KPOP4PLANET dan sejumlah gerakan fandom internasional tampil dalam sesi panel bertema “K-pop Fans for Climate Action” di Paviliun Entertainment and Culture, Selasa (18/11) waktu setempat.

Sesi ini diselenggarakan oleh Korea Cultural Center Brasil dan dihadiri oleh Menteri Iklim, Energi, dan Lingkungan Hidup Korea Selatan, Kim Sung-hwan, serta Vinicius Gurtler dari Kementerian Kebudayaan Brasil yang juga menjadi ketua bersama Kelompok Sahabat Aksi Iklim Berbasis Budaya (GFCBCA).

Sorotan Aksi Penggemar K-pop Indonesia

Dayeon Lee, juru kampanye KPOP4PLANET yang menjadi pembicara utama pada panel tersebut, menekankan kontribusi nyata komunitas penggemar K-pop terhadap isu iklim dan kemanusiaan. Ia menyinggung aksi solidaritas fandom di Indonesia yang berhasil menggalang donasi Rp1,4 miliar bagi korban bencana alam di Kalimantan Selatan dan Sulawesi Barat pada 2021.

Dayeon juga memaparkan sejumlah kampanye KPOP4PLANET yang mendorong perusahaan global seperti Hyundai Motor Company dan Kering untuk beralih pada sumber energi terbarukan.

“Penggemar K-pop adalah generasi masa depan yang peka terhadap keadilan. Solidaritas mereka yang luar biasa dan kegigihan mereka yang unik telah menjadikan mereka aktivis iklim yang tangguh,” ujar Dayeon.

ARMY Hadirkan Gerakan Lingkungan

Panel turut menghadirkan Marliana Faciroli, co-director ARMY Help The Planet, gerakan lingkungan dari penggemar BTS yang berbasis di Brasil. Ia memaparkan berbagai inisiatif yang dilakukan komunitas tersebut, termasuk kampanye “ARMY for the Amazon” untuk membantu penanganan kebakaran hutan Amazon pada 2019.

“Kami terinspirasi oleh partisipasi aktif BTS dalam isu-isu penting dan mengambil tindakan,” ujar Marliana.

Pandangan mereka diperkaya oleh Gyutag Lee, profesor dari George Mason University Korea, dan Cheulhong Kim, Direktur Korea Cultural Centre Brasil, yang menilai pesatnya popularitas global K-pop menjadi pendorong kuat aktivisme budaya di kalangan fandom. Thalia Silva dari Komite Penasihat Youth Climate Champion COP30 juga turut hadir berbagi perspektif.

Dorongan untuk Konser Rendah Karbon

Menutup sesinya, Dayeon memperkenalkan kampanye “K-pop Carbon Hunters” yang terinspirasi dari serial populer K-pop Demon Hunters. Kampanye tersebut mengajak industri K-pop untuk menurunkan emisi melalui konser rendah karbon, dengan lebih dari 4.000 penggemar kini mengambil bagian dalam seruan ini.

COP30 tahun ini bertepatan dengan satu dekade sejak Perjanjian Paris disepakati pada 2015. Karena itu, komunitas penggemar mendorong pemangku kebijakan dan industri hiburan Korea untuk menegaskan komitmen yang lebih ambisius dalam menekan kenaikan suhu global di bawah 1,5°C.

“Di saat COP30 sedang berlangsung sekarang, kami membutuhkan dukungan semua pihak, yaitu pemerintah, industri, dan konsumen, untuk mengambil tindakan yang lebih berani dan bukan sekadar janji kosong,” tegas Dayeon.

“Dekarbonisasi di sektor budaya, seperti konser K-pop rendah karbon, mendukung pengurangan emisi karbon dan memiliki dampak budaya yang kuat,” Dayeon menambahkan.*