FPKBL Laweyan Jadi UMKM Batik Pertama di Dunia Bersertifikat RSPO

batik Laweyan

SOLO, Langkah besar dalam industri batik ramah lingkungan datang dari Solo. Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan (FPKBL) berhasil meraih sertifikat Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), menjadikannya UMKM batik pertama di dunia yang mendapatkan pengakuan atas penggunaan bahan baku sawit berkelanjutan.

Sertifikasi ini diperoleh setelah melalui proses audit independen oleh lembaga sertifikasi Control Union, dengan dukungan pendampingan dari WWF-Indonesia, CECT Sustainability Universitas Trisakti, dan RSPO. Keberhasilan ini menjadi tonggak penting bagi upaya pelaku UMKM di Indonesia dalam menerapkan praktik bisnis berkelanjutan.

FPKBL, komunitas pelaku usaha batik di kawasan bersejarah Laweyan, Solo, selama ini dikenal sebagai pionir dalam mengembangkan produksi batik ramah lingkungan. Para pengrajin telah menerapkan sejumlah inisiatif seperti pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), penggunaan panel surya di rumah produksi, serta pemanfaatan lilin batik berbasis minyak sawit berkelanjutan (sustainable palm oil-based batik wax).

Pendampingan WWF-Indonesia mencakup berbagai tahap penting mulai dari penyusunan Rencana Aksi Keberlanjutan (Sustainability Action Plan/SAP), pelatihan RSPO Supply Chain Certification Standards (SCCS), pembuatan dokumen kelengkapan sertifikasi, simulasi audit, hingga proses sertifikasi akhir.

Ketua FPKBL, Alpha Febela Priyatmono, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas dukungan WWF-Indonesia.

“Kami sangat mengapresiasi pendampingan dari WWF-Indonesia dalam proses sertifikasi lilin batik sawit ini. Harapannya ini bisa mendorong inovasi batik ramah lingkungan,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Harian FPKBL Setiawan Muhammad menambahkan, pencapaian ini tidak hanya memperkuat identitas budaya batik Laweyan, tetapi juga memberikan nilai ekonomi yang lebih baik bagi para pelaku UMKM.

Dari sisi WWF-Indonesia, Direktur Iklim dan Transformasi Pasar Irfan Bakhtiar menilai capaian ini sebagai bukti nyata bahwa pelaku usaha kecil juga bisa berperan dalam ekonomi hijau.