The Nusa Dua Festival 2025 Hadir Lagi, Rayakan Harmoni Seni dan Budaya

Para narasumber dalam konferensi pers The Nusa Dua Festival 2025 di Bali, Selasa (9/9/2025). Festival yang akan berlangsung pada 25–26 Oktober mendatang di Peninsula Island, The Nusa Dua, ini menghadirkan perpaduan seni, budaya, musik, dan kampanye keberlanjutan.
Para narasumber dalam konferensi pers The Nusa Dua Festival 2025 di Bali, Selasa (9/9/2025). Festival yang akan berlangsung pada 25–26 Oktober mendatang di Peninsula Island, The Nusa Dua, ini menghadirkan perpaduan seni, budaya, musik, dan kampanye keberlanjutan.

BADUNG, Setelah sempat vakum akibat pandemi, The Nusa Dua Festival (NDF) 2025 kembali digelar di Peninsula Island, The Nusa Dua, Bali, pada 25–26 Oktober mendatang. Festival ke-24 ini hadir dengan tema “Celebrate the Beauty of Harmony”, menampilkan perpaduan seni, budaya, dan gaya hidup yang inklusif.

Rangkaian acara akan diwarnai parade budaya bertema Mahabharata, penampilan musisi ternama seperti Kahitna, Bunga Citra Lestari, Tika Pagraky, dan Astera. Selain itu, pengunjung juga bisa menikmati lomba gebogan, instalasi seni, bazar UMKM, hingga kampanye keberlanjutan.

Direktur Operasi InJourney Tourism Development Corporation (ITDC), Troy Warokka, menegaskan bahwa festival ini lebih dari sekadar hiburan.
“Festival ini kami hadirkan bukan hanya untuk menambah jumlah kunjungan wisatawan, melainkan untuk membangun pengalaman yang emosional dan bermakna. Melalui musik, parade budaya, interaksi dengan UMKM, hingga beragam hiburan lainnya, kami ingin memastikan The Nusa Dua tetap menjadi ruang yang relevan secara sosial, hidup, dan berpihak pada dinamika komunitas lokal,” ujarnya.

Untuk tiket, panitia menyediakan opsi reguler dengan harga terjangkau serta terintegrasi dengan promo hotel di kawasan The Nusa Dua. Saat ini, ITDC juga menghadirkan program 9.9 BIG SALE pada 9–15 September 2025, dengan diskon hingga 25%. Tiket 1 Day Pass bisa didapat mulai Rp56.250 dan 2 Day Pass Rp75.000 melalui platform resmi loket.com.

Selain hiburan, festival ini juga menegaskan komitmen pada keberlanjutan. Akan ada kampanye penggunaan tumbler pribadi, pelepasan tukik, penanaman mangrove, serta daur ulang limbah organik. Kegiatan dikemas inklusif dengan berbagai zona untuk semua kalangan, mulai dari lomba penjor, panggung DJ 21+, face painting, tarot reading, mini golf, area bermain anak, hingga workshop budaya.

Camat Kuta Selatan, Dr. I Ketut Gede Arta, menilai kolaborasi menjadi kunci sukses acara ini.
“Festival ini bukan sekadar hiburan, melainkan ruang untuk merawat identitas lokal melalui sinergi pemerintah, desa adat, komunitas seni, dan pengelola kawasan. Dukungan bersama inilah yang memastikan pelestarian budaya tetap berjalan beriringan dengan perkembangan pariwisata,” katanya.

Dari sisi visual, festival akan menampilkan mural karya seniman muda Bali, Dwyma Bima, berjudul Beauty Harmony. Karya ini terinspirasi dari sosok perempuan Bali sebagai simbol keseimbangan. Mural tersebut dikerjakan selama 11 hari dengan lebih dari 450 liter cat, sekaligus menjadi mural pertama yang menghiasi helipad di Bali.

Dengan pendekatan kurasi yang melibatkan seniman, tokoh adat, hingga pelaku kreatif, NDF 2025 hadir bukan hanya sebagai pesta budaya, tetapi juga sebagai ruang interaksi yang berdampak pada komunitas dan pariwisata The Nusa Dua. (Rls)