JAKARTA, Pasar kripto kembali menghijau pada Selasa (8/4/2025)! Bitcoin sukses memantul ke level $80.000 setelah sempat tergelincir ke $74.000 sehari sebelumnya. Tak hanya Bitcoin, sejumlah altcoin seperti HYPE, TAO, HBAR, MKR, KAS, SUI, hingga RENDER juga ikut reli dengan lonjakan harga lebih dari 10% dalam 24 jam terakhir.
Meski secara mingguan tren pasar masih turun, total kapitalisasi pasar kini tercatat di angka $2,591 triliun—sedikit lebih rendah dari awal April lalu. Namun menariknya, volume perdagangan justru melonjak tajam dari $108 miliar menjadi $239 miliar, menurut data Coingecko.
Menurut analis Reku, Fahmi Almuttaqin, optimisme investor didorong oleh ekspektasi bahwa inflasi AS (CPI) bulan Maret akan melambat. “Jika CPI sesuai proyeksi ekonom yakni naik hanya 2,5% secara tahunan, itu akan jadi inflasi terendah sejak September lalu,” jelas Fahmi.
Namun, bukan berarti pasar bisa bernapas lega. Ada satu faktor yang bikin was-was: kebijakan tarif impor baru dari Donald Trump. “Tariff Fear Gauge UBS turun dari 30% ke 11%, artinya pasar mungkin belum sepenuhnya sadar betapa seriusnya dampak dari kebijakan ini,” tambahnya. Jika diberlakukan, tarif impor AS bisa melonjak dari 2,5% menjadi 24%, yang berpotensi menekan ekonomi AS dan memicu inflasi hingga 5%.
Dalam kondisi ini, Bitcoin kembali dilirik sebagai “emas digital”—instrumen lindung nilai saat inflasi membayangi. Terlebih, aliran dana keluar dari ETF Bitcoin spot di AS pada awal April hanya senilai $202,1 juta, jauh lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang mencapai $739,2 juta. Ini mengindikasikan tekanan jual yang lebih rendah.
“Untuk investor jangka panjang, kondisi saat ini bisa jadi peluang untuk akumulasi Bitcoin secara bertahap. Sementara bagi trader aktif, volatilitas tinggi bisa jadi ladang cuan asal dikelola dengan strategi yang matang,” ungkap Fahmi.
Bagi investor yang lebih fokus pada fundamental, strategi Dollar-Cost Averaging (DCA) di aset kripto berkapitalisasi besar bisa jadi pilihan. Reku sendiri menyediakan fitur Packs, yang memungkinkan diversifikasi otomatis ke berbagai aset blue chip dalam satu klik. Fitur ini bahkan dilengkapi sistem Rebalancing untuk menyesuaikan alokasi secara otomatis sesuai kondisi pasar.*
