DENPASAR, Isu mengenai pengunduran diri Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, telah menimbulkan kegaduhan di pasar keuangan. Meskipun pemerintah telah membantah rumor tersebut, dampaknya terhadap perdagangan saham dan nilai tukar rupiah cukup signifikan.
Pasar Saham Anjlok, IHSG Sempat Terhenti
Pada perdagangan Selasa (18/3), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tajam hingga 7,1% pada sesi siang, memicu penghentian sementara perdagangan (trading halt). Hingga penutupan sesi, IHSG tercatat melemah 3,8%. Penurunan ini merupakan salah satu yang terdalam dalam beberapa bulan terakhir dan menjadi sinyal bahwa sentimen pasar masih sangat rentan terhadap ketidakpastian politik dan ekonomi.
Selain IHSG, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga mengalami tekanan. Sejak awal tahun 2025, rupiah telah melemah sekitar 2% terhadap dolar AS. Hal ini diperburuk dengan kekhawatiran pelaku pasar terhadap kebijakan ekonomi pemerintah yang akan datang, terutama terkait dengan rencana belanja negara yang besar di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
Sri Mulyani dan Pemerintah Bantah Isu
Menanggapi kabar yang beredar, Sri Mulyani secara tegas membantah bahwa dirinya akan mengundurkan diri. "Saya tetap menjalankan tugas sebagai Menteri Keuangan dan akan terus berupaya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta.
Pihak Istana Kepresidenan melalui Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hariqo Satria Wibawa, juga memastikan bahwa isu ini adalah hoaks. "Tidak ada pernyataan resmi atau keputusan terkait pengunduran diri Menteri Keuangan. Kami meminta masyarakat dan pelaku pasar tidak terpengaruh oleh berita yang tidak benar ini," ungkapnya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, turut membantah adanya rencana mundur dari kabinet baik dari dirinya maupun Sri Mulyani. Ia menegaskan bahwa fokus pemerintah saat ini adalah memastikan perekonomian tetap stabil dan berkembang di tengah tantangan global.
Dampak Jangka Panjang dan Prospek Pasar
Meskipun bantahan telah disampaikan oleh berbagai pihak, dampak dari isu ini masih terasa di pasar keuangan. Investor masih menunggu kepastian terkait kebijakan ekonomi yang akan dijalankan pemerintah, terutama dalam menghadapi potensi defisit anggaran akibat belanja negara yang meningkat.
Para analis memperkirakan bahwa stabilitas pasar akan sangat bergantung pada langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah dalam beberapa minggu ke depan. Jika Sri Mulyani tetap bertahan di kabinet dan kebijakan fiskal dapat dikelola dengan baik, maka pasar diperkirakan akan kembali stabil. Namun, jika ketidakpastian terus berlanjut, bukan tidak mungkin tekanan terhadap IHSG dan nilai tukar rupiah akan berlanjut.
Sejumlah pelaku pasar juga berharap adanya komunikasi yang lebih intens dari pemerintah terkait arah kebijakan ekonomi, guna mencegah munculnya spekulasi liar yang dapat merugikan stabilitas keuangan nasional.
Dengan kondisi saat ini, para investor disarankan untuk tetap berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi, sambil terus memantau perkembangan terbaru dari pemerintah terkait kebijakan fiskal dan moneter Indonesia.
